Rabu, 23 Oktober 2019

Pelakor itu ...... (Part 3)

by: Lilis Indrawati



     Rini menyebut nama Dewi, dan aku mulai mengingatnya. Dia termasuk sahabat akrabnya. Menurut pandanganku Dewi ini orangnya juga tidak macam-macam, sopan dan tidak ada unsur-unsur genit. Apalagi dengan menyandang predikat janda, sepertinya Dewi ini sangat menjaga sikapanya. Heran juga aku jika sekarang dialah pelakor dan penyebab kehancuran mahligai rumah tangga Rini.

       Aku menunggu cerita selanjutnya dari Rini, masih dengan hati yang dipenuhi tanda tanya tentang bagaimana sahabat akrab bisa berubah jadi perusak rumah tangga orang.
Dan diapun melanjutkan ceritanya dengan nafas yang berat.

      "Awalnya aku dan Dewi ini sering jalan bareng, cerita-cerita, waktu itu hanya dia teman yang bisa aku ajak kesana kemari jalan-jalan sambil mengisi waktu ketika suamiku bekerja dan anakku sekolah. Kamu juga sibuk kan Lis, jadi aku gak berani ganggu waktumu."

    "Oooo, iya." aku juga ingat betul belakangan ini aku disibukkan dengan urusan organisasi dan urusan mengunjungi anak-anakku yang menimba ilmu di luar pulau.

     "Pelampiasan untuk curhat dan menumpahkan bahagianya kehidupan rumah tanggaku akhirnya kuceritakan juga padanya, dan dia suka-suka saja mendengarkan ceritaku." lanjutnya.

       "Dan ditengah-tengah cerita-cerita itu Dewi selalu bilang bahwa enak sekali aku ini, punya suami baik, bertanggungjawab dan sangat menyayangiku." Sering juga dia bilang yang kuanggap sebagai bahan candaan dia untuk menggodaku Lis, Dewi bilang bahwa suatu saat akan di godanya mas Firmanku hingga si Dewi ini juga pingin merasakan kasih sayangnya mas Firman."
Dan aku menantangnya,"Coba aja kalo bisa, gak bakalan mas Firman berpaling dariku. Dewi merasa tertantang Lis, dan inilah hasilnya. Dia merebut suamiku, merebut segalanya dariku, bahkan dia tidak mau jadi istri kedua, Dewi ingin jadi istri tunggal dan mas Firman mengabulkannya dengan keinginannya menceraikanku Lis. Sekarang aku harus bagaiaman?"

      Ya Tuhan, beginikah awal mulanya toh! Betul-betul aku juga tidak menyangka, bagaimana seorang Dewi bisa meruntuhkan kesetiaan dan tanggung jawab mas Firman dan ingin menceraikannya begitu saja? Di balik kejadian ini banyak hikmah yang bisa kita petik. Tidak seharusnya kita mengumbar cerita tentang rumah tangga kita, baik itu cerita positif maupun cerita negatif. Apalagi menceritakan tentang kebaikan pasangan kita yang over story, sangat tidak dianjurkan. Apapun, itu mahligai perkawinan sepasang suami istri yang layaknya hanya bisa dirasakan dan dinikmati berdua, bukan untuk di umbar, baik itu sosial media maupun sahabat karibpun.

     Kalo kita menemukan teman berbagi yang tidak punya iri dengi maupun niatan busuk, itu lebih baik, tapi yang namanya manusia itu jelas bukan malaikat. Manusia punya nafsu duniawi yang jika tidak pandai mengendalikan, akan menjadi nafsu syetan. Seperti yang dialami Dewi pada rumah tangga Rini temannya yang juga temanku.

     "Nasi sudah menjadi bubur Rin, hanya kepasrahanlah yang bisa membuat kamu tenang dan bisa menerima segala ketentuanNya. Kita tidak tahu apa rencana Allah pada dirimu dan pada rumah tanggamu ke depannya. Teruslah berdo'a dan berdo'a. Itulah ucapan yang bisa aku sampaikan padanya.

Semua istri tentunya ingin melindungi rumah tangganya dari gangguan-gangguan yang tak diinginkan, tak terkecuali diriku. Dari itu mari kita sangat berhati-hati dalam segala ucapan dan tindakan. Berkeluh kesahlah pada Yang Mengatur Kehidupan di sepertiga malam, dan selalu bersyukurlah hanya pada Allah atas segala kebaikan yang sudah diberikanNya pada kita dan kehidupan perkawinan kita.

t a m a t




#ODOPbatch7
#Day 44








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DILARANG MISKIN

Karya Masrur Makmur, M.Pd. I & Moeslih Rosyid, SH, MM Tebal Buku 230 halaman Miskin kok di larang? Sebagaimana sebuah produk, apa...