Tugas Fiksi kali ini adalah membaca salah satu cernak dari berbagai media dan membuat ulasannya. Pilihan saya jatuh pada Dongeng-dongeng Sepanjang Abad karya Made Taro, Penerbit Sanggar Kukuruyuk dan Arti Foundation.
Tema
Temo konflik ekonomi yang dialami seorang perempuan miskin dan perempuan kaya asal Bali yang tinggal berdampingan sebagaimana tetangga. Adalah Men Tiwas nama dari perempuan miskin tersebut dan Men Sugih nama untuk perempuan kaya itu. Masing-masing dari perempuan tersebut mempunyai 2 orang anak. Kehidupan sosial yang berbeda menciptakan jurang pemisah diantara keluarga tersebut, si kaya dan si miskin itulah julukan pada mereka. Hingga suatu hari si miskin pergi ke hutan untuk mencari kayu api yang nantinya akan di tukar dengan beras dan ia bertemu dengan seekor kijang putih yang bisa berbicara dan menyuruh Men Tiwas memasukkan tangannya ke lubang pantatnya, maka segenggam emas ia peroleh. Dari sinilah kehidupan Men Tiwas berubah dari miskin menjadi kaya. Namun Men Tiwas tetap rendah hati dan jujur.
MenSugih melihat tetangganya yang tadinya miskin sekarang menjadi kaya, timbul rasa irihati dan serakahnya. Ia harus memiliki kekayaan yang jauh melebihi Men Tiwas. Ia harus memiliki emas yang banyak, lebih banyak dari Men Tiwas. Maka pergilah dia ke hutan untuk bertemu dengan kijang putih. Apa yang terjadi? Tangannya tidak bisa dilepaskan dari lubang pantat kijang putih tersebut. Dan akhirnya bukan emas yang di dapat tapi kesakitan dan tubuh yang terluka parah.
Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju secara runut dan jelas, dari tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir, membuat pembaca terutama anak-anak dengan mudah bisa memahami isi ceritanya. Ending yang adil dan membahagiakan buat salah satu keluarga yang tidak serakah dan apa adanya, membuat cerita ini semakin menarik dan memuaskan pembacanya.
Latar
Hanya ada 2 tempat yang digunakan dalam cerita ini, yaitu : rumah di sebuah desa dimana kedua keluarga itu tinggal, dan hutan tempat mencari kayu api buat keluarga perempuan miskin tersebut.
Tokoh dan Perwatakan
Pada dasarnya ada 2 tokoh manusia dan 1 tokoh hewan dalam cerita ini, yaitu:
Yang Pertama adalah perempuan miskin bernama Men Tiwas dengan 2 anaknya. Kesehariannya mencari kayu api dalam hutan untuk di tukar dengan beras. Walaupun miskin keluarga ini mempunyai sifat rajin, jujur, tidak serakah juga tidak pelit.
Yang Kedua adalah perempuan kaya bernama Men Sugih juga dengan 2 anaknya. Karena kekayaannya yang berlimpah, Men Sugih tidak perlu lagi bekerja keras. Namun Men Sugih mempunya sifat yang buruk, ia tidak jujur juga serakah.
Yang Ketiga adalah tokoh hewan yaitu kijang putih, yang di dalam pantatnya bisa mengeluarkan emas yang jumlahnya sangatlah banyak.
POV
Pont Of Viewnya terletak pada salah satu tokoh yang karena keserakahan, ketidakjujuran, dan kepelitannya membawa ia pada kesengsaraan. Ketidakjujuran yang di miliki membuat ia ingkar janji terhadap hasil kerja keras tetangganya. Keserakahan yang bersarang di hatinya membuat rasa iri melihat keberhasilan sang tetangga dan menginginkan hal yang sama terjadi padanya. Rasa pelit yang ia pelihara membawa ia tidak peduli terhadap kelangsungan hidup tetangganya yang miskin.
EBI
Secara umum penulis sudah sangat memahami dengan menggunakan ejaan dengan sangat baik dan tepat.
Pesan Moral
Terkandung pesan moral yang begitu dalam dari cerita ini, bahwa sebagai manusia hendaknya kita menjauhi sifat serakah, irihati, tidak jujur, pelit, dan sombong. Tetaplah menjadi pribadi yang selalu rendah hati dan peduli terhadap sesama.
#Kelas Fiksi
#Ulasan Cerita Anak
#One Day One Post
MenSugih melihat tetangganya yang tadinya miskin sekarang menjadi kaya, timbul rasa irihati dan serakahnya. Ia harus memiliki kekayaan yang jauh melebihi Men Tiwas. Ia harus memiliki emas yang banyak, lebih banyak dari Men Tiwas. Maka pergilah dia ke hutan untuk bertemu dengan kijang putih. Apa yang terjadi? Tangannya tidak bisa dilepaskan dari lubang pantat kijang putih tersebut. Dan akhirnya bukan emas yang di dapat tapi kesakitan dan tubuh yang terluka parah.
Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju secara runut dan jelas, dari tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir, membuat pembaca terutama anak-anak dengan mudah bisa memahami isi ceritanya. Ending yang adil dan membahagiakan buat salah satu keluarga yang tidak serakah dan apa adanya, membuat cerita ini semakin menarik dan memuaskan pembacanya.
Latar
Hanya ada 2 tempat yang digunakan dalam cerita ini, yaitu : rumah di sebuah desa dimana kedua keluarga itu tinggal, dan hutan tempat mencari kayu api buat keluarga perempuan miskin tersebut.
Tokoh dan Perwatakan
Pada dasarnya ada 2 tokoh manusia dan 1 tokoh hewan dalam cerita ini, yaitu:
Yang Pertama adalah perempuan miskin bernama Men Tiwas dengan 2 anaknya. Kesehariannya mencari kayu api dalam hutan untuk di tukar dengan beras. Walaupun miskin keluarga ini mempunyai sifat rajin, jujur, tidak serakah juga tidak pelit.
Yang Kedua adalah perempuan kaya bernama Men Sugih juga dengan 2 anaknya. Karena kekayaannya yang berlimpah, Men Sugih tidak perlu lagi bekerja keras. Namun Men Sugih mempunya sifat yang buruk, ia tidak jujur juga serakah.
Yang Ketiga adalah tokoh hewan yaitu kijang putih, yang di dalam pantatnya bisa mengeluarkan emas yang jumlahnya sangatlah banyak.
POV
Pont Of Viewnya terletak pada salah satu tokoh yang karena keserakahan, ketidakjujuran, dan kepelitannya membawa ia pada kesengsaraan. Ketidakjujuran yang di miliki membuat ia ingkar janji terhadap hasil kerja keras tetangganya. Keserakahan yang bersarang di hatinya membuat rasa iri melihat keberhasilan sang tetangga dan menginginkan hal yang sama terjadi padanya. Rasa pelit yang ia pelihara membawa ia tidak peduli terhadap kelangsungan hidup tetangganya yang miskin.
EBI
Secara umum penulis sudah sangat memahami dengan menggunakan ejaan dengan sangat baik dan tepat.
Pesan Moral
Terkandung pesan moral yang begitu dalam dari cerita ini, bahwa sebagai manusia hendaknya kita menjauhi sifat serakah, irihati, tidak jujur, pelit, dan sombong. Tetaplah menjadi pribadi yang selalu rendah hati dan peduli terhadap sesama.
#Kelas Fiksi
#Ulasan Cerita Anak
#One Day One Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar