Selasa, 17 September 2019

Belenggu Kebaikan (bag 2)

bagian 2

by: Lilis Indrawati



Pertama kali ia datang ke rumah calon istrinya, seorang wanita yang akan direngkuhnya untuk mengarungi samudra kehidupan. Berlayar menyusuri lautan keridhoan dari Yang Maha Kuasa. Menyingkirkan rintangan, badai dan angin di setiap perjalanan. Ia harus yakin dengan apa yang ada di depannya, harus mantap dengan masa depannya bersama gadis bernama Fatma.

Untuk sesaat matanya menyusuri dinding rumah bercat putih bersih, dengan hiasan lukisan anggrek di tengahnya. Rumah ini terlihat sederhana, tapi asri dan terawat. Tidak berapa lama gadis itu keluar, bersama dengan seorang wanita sebaya ibunya. Pastilah itu ibu dari gadis calon pendamping hidupnya. Gadis manis, mengenakan gamis warna senada dengan kerudungnya. Semakin terlihat manis di mata Randi, entah mengapa dadanya berdegup kencang, ia ambil nafas pelan pelan dan menghembuskannya. Apakah ia sedang jatuh cinta? Jatuh cinta pada pandangan pertama? degup jantungnya semakin membuncah, untungnya Randi masih bisa menguasai dirinya. Ia berdoa, semoga proses ta'aruf  ini di mudahkan dan di lancarkan.

Pada akhirnya, kedua belah pihak saling menyetujui bahwa pernikahan akan di langsungkan enam bulan berikutnya, setelah tanggal dilakukannya proses ta'aruf. Baguslah .... rentang waktu enam bulan akan di gunakan oleh calon pengantin ini untuk saling mengenal dan memahami pribadi masing-masing. Tidak banyak kendala yang mereka temui pada rentang waktu sebulan ini. Baik Randi maupun Fatma, sama sama merasa ada kecocokan diantara hubungan mereka, atau sengaja di cocokkan? Entahlah .... tapi buat Randi, semenjak kejadian itu ia selalu merindukan pertemuan selanjutnya bersama Fatma .....

Ada rindu yang menyelinap di sudut hatinya, jika ia membayangkan wajah gadis calon pendamping hidupnya. Ia berusaha untuk mencari alasan agar bisa bertemu atau sekedar say helo lewat whatsApp. Bunga-bunga di hatinya yang telah lama kuncup seperti mulai bermekaran indah tanpa bisa di kendalikan. Sudah begitu lama ia tidak merasakan debar debar seperti saat ini, semenjak ia memutuskan mengosongkan hatinya dari gadis yang menjadi kekasihnya waktu kuliah di Fakultas Ekonomi lima belas tahun silam. Pengalaman kurang menghargai dirinya sebagai pria yang menyandang status pacar, bahkan ia sudah melupakan debaran itu, tapi sekarang  debaran itu datang lagi, debaran yang kurang lebih sama dan lebih indah di rasakan.

Semenjak itulah Randi memutuskan untuk berkarir dan menata masa depannya. Dan saat ini tanpa ia sadari cinta itu masuk ke dalam sanubarinya, tanpa permisi, dan memenuhi rongga-rongga di hatinya, hingga tak ada celah sedikitpun. Setidaknya itulah yang ia rasakan, hari harinya ia jalani dengan semangat yang membara. Tapi bagaimana dengan Fatma? Gadis yang menguasai hatinya, yang ia kenal lewat perjodohan melalui orang tua masing-masing pihak. Akankah gadis itu juga mencintai dirinya?


bersambung ......


                                                                          pixabay.com

#ODOP batch7
#Day9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DILARANG MISKIN

Karya Masrur Makmur, M.Pd. I & Moeslih Rosyid, SH, MM Tebal Buku 230 halaman Miskin kok di larang? Sebagaimana sebuah produk, apa...