Bagian Satu
by: Lilis Indrawati
Fatma berjalan menyusuri jalanan yg sepi, hanya satu dua kendaraan yg melewati jalanan itu, karena memang sudah larut malam. Satu dua kendaraan yang lewat, membuat Fatma harus menutup kedua telinganya dengan tangan mungilnya. Suara yg di keluarkan dari motor itu sungguh membuat gendang telinganya sakit. Sesakit hatinya, mendengar perjodohannya dengan lelaki pilihan kedua orang tuanya.
Dari kecil hingga menginjak dua puluh lima tahun usianya kini, ia berusaha menjadi anak yang patuh dan taat pada orang tuanya. Tak sekalipun dia membantah perkataan orang tuanya. Kali inipun dia melakukan hal yang sama, tapi ia tidak bisa mengingkari hati kecilnya. Ada pemberontakan di sana, di sudut hatinya, bergejolak untuk lari dari semua ini. Tapi niatnya berbakti kepada orang tuanya, mengalahkan gejolak di hatinya. Ia ihklaskan gejolak itu pelan pelan berubah menjadi ombak yang landai dan ia bisa tenang mengarunginya. Untuk membahagiakan kedua orang tuanya, dan menunjukkan baktinya sebagai seorang anak satu satunya yang di miliki oleh ayah dan ibunya.
Bukankah hidup ini hanya persinggahan sementara, untuk mengumpulkan bekal menuju alam keabadian nantinya? Walaupun di dalam hatinya dia tidak ingin di jodohkan, dia pingin suami yang benar benar ia cintai dan juga mencintainya. Tapi kenyataan yang harus ia hadapi tak sesuai dengan keinginan dan harapannya. Tapi ia yakin apa yang di pilihkan Allah melalui kedua orang tuanya, itulah yang terbaik buat dirinya. Maka ia jalani semua itu dengan keikhlasan penuh, ia mantapkan hatinya untuk bisa menerima perjodohan ini. Ia tutup pintu dan jendela hatinya untuk bisa di masuki oleh pria lain. Ia selalu berdoa semoga perjodohan ini bisa membuat dia bahagia, keluarganya bahagia dan mendapat ridho dari Allah Yang Maha Kuasa. Sebagai perempuan lebih baik di cintai dari pada mencintai. Itu kata kata yang selalu di sampaikan ibunya setiap kali mereka ngobrol tentang sosok seorang suami.
Adalah Randi, seorang pria mapan yang sudah lama menjomblo. Pria sholeh dan taat beribadah. Karena kesibukannya menata masa depannya, hingga melupakan untuk mencari pendamping hidup. Usinya yang hampir tiga puluh lima tahun, membuat orang tuanya juga sibuk mencarikan pendamping hidup yang pas dengan putra sulungnya. Randi bukan pria tampan layaknya bintang sinetron, juga bukan pria berkulit putih dan berbadan kekar. Penampilan fisiknya biasa biasa saja. Yang luar biasa adalah kesabaran dan sikap penyayangnya. Ketegasannya terlihat dari sorot matanya yang tajam, nada bicaranya sopan, lembut namun bisa membuat lawan bicaranya seolah di hipnotis.
Randi juga tipe laki laki yang taat dan patuh pada kedua orang tuanya. Ia menyadari, kegusaran orang tuanya untuk mengharapkan agar ia segera menentukan pendamping hidup, di sebabkan dia juga masuk kategori pria yang sudah berumur. Sebagai anak sulung, ia mempunya tiga orang adik yang kesemuanya laki laki. Adek adeknya tidak ada yang berani untuk mendahului nikah, jika sang kakak yang sangat mereka sayangi, belum juga melangsungkan pernikahan. Begitulah....Randi setuju saja jika pendamping hidupnya di pilihkan oleh orang tuanya....
Dan hari yang di tentukan itu pun tiba......Randi di pertemukan dengan Fatma, gadis yang di pilihkan atas persetujuan kedua orang tua masing-masing. Mereka berdua sama sama pasrah, ini sudah garis dari Allah, tugasnya sebagai anak adalah berbakti dan sebagai makhluk Allah adalah menjalani garis kehidupan yang di berikanNya.
bersambung........
#ODOPbatch7
#Day8
#ODOPbatch7
#Day8
Menunggu lanjutan cerita... Apakah happy ending ato sad ending
BalasHapusSelanjutnya bagaimana ya? akankah pilihan orang tua Randy akan diterima?
BalasHapus