Di rumah ini akulah yang paling tua dari segi umur, tapi paling muda dalam pengalaman, yaa pengalaman menulis, istilahnya aku ini newbie. Ada 13 penghuni ditambah 4 orang Pije yang semuanya sudah mastah dalam hal dunia tulis menulis. Dan semakin merasa kecil saja saya, bagaimana tidak? rata-rata penghuni Konstantinopel ini sudah mempunyai buku sendiri, dan ada yang menjadi penulis tetap di suatu media.
Semakin melongo saja saya, kalo tidak masuk ke rumah ini, barangkali saya tidak akan bisa merasakan bagaimana nikmatnya begadang hingga tengah malam, demi sebuah tulisan yang harus disetor per harinya. Kemrungsung rasanya dada ini bila mendekati jam 23.59 belum juga menyelesaikan setoran, alamat ngutang jadinya. Dimanapun dalam kesempatan apapun, mencoba selalu berdekatan dengan laptop, menulis apa saja yang penting bisa dijadikan tulisan menarik (Hmm menarik?? bagi saya kali ya hahaha).
Pernah di suatu seminar yang saya harus ada di ruangan itu, maka saya mencari tempat duduk yang menguntungkan buat saya, biar tidak dilihat peserta yang lain kebetulan saya salah satu diantara panitia penyelenggara, saya ambil tempat di sudut ruangan berdampingan dengan meja operator, leluasalah saya membuka laptop dan menulis. Yaa .... walau bisa dibilang ngos-ngosan, berlari-lari kecil hingga berlari dengan langkah cepat, demi ngodop 60 hari, saya harus lakukan. Dan saya sangat menikmatinya, betul-betul menikmati. Hari-hariku menjadi bergairah dan penuh semangat.
Hidup itu harus punya resolusi, harus ditarget, kita tidak bisa membiarkan dan mengikuti seperti filsafat air yang lazimnya selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Dalam ilmu urip dan kepatuhan terhadap keyakinan, itu masuk dalam urutan terakhir ... pasrah dan itu baru dilakukan setelah memaksimalkan ikhtiar. Dengan target otomatis kita berusaha untuk memenuhinya dengan kemampuan yang kita miliki dan jika berhasil nilai kepuasannya juga berbeda lho, puas banget!
Ditambah dengan penghuni rumah ini, yang begitu saling menyayangi, saling memberi semangat, dan murah pelukan, kecuali penghuni yang paling ganteng, mas Syaif hehehe.. karena satu-satunya laki-laki di Konstantinopel. Semuanya tidak ada yang pelit dalam membagikan ilmunya. Saya yang awalnya sama sekali tidak mengenal dunia blog, berkat ngodop ini jadi merasakan dunia blogger. Biasanya berhubungan dengan laptop jika ada kesempatan harus menyampaikan materi, dan itupun di power point. Blog sama sekali awam buat saya. Tapi para Pije dan adek-adek di rumah ini semuanya saling berbagi, saling mengisi. Berasal dari berbagai macam daerah se Indonesia dan ada adek cantik yang lagi menjemput rejeki di negeri orang, namanya adek Riana yang super ramah. Penghuni rumah ini juga berangkat dari latar belakang pendidikan yang berbeda, membuat Konstantinopel menjadi begitu berwarna dan hidup.
Ada Dewi DeAn dari Tebing Tinggi, yang sudah menerbitkan berkardus-kardus buku, Fitriati Arina Manasikan, Jihan Mawaddah dari Malang dengan baby Jayko yang super montok dan lucu, ada bu guru Karis Rosida dan Retno Jumirah, mbak Lasmiati, mbak Prajna, mbak Priyani, nama kembarku mbak Lilis Odiah, ada mbak Sri Murni Rahayunisasi. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini. Walau bukan di dunia maya, persaudaraan ini begitu berarti. Saling bercanda tanpa sekat ketersinggungan. Bebas ngakak jam berapapun, hanya ada di sini, di Konstantinopel. Juga para PiJe yang super duper ramah, membimbing dan mengarahkan, mbak Dian, mbak Nining, mbak Sakif, mbak Naila, siapalah aku, apalah kami tanpa kalian. Lope Lope.
Selain di rumah kecil ini, kita semua kadang dikumpulkan di rumah besar, sayangnya rumah besar ini terlalu penuh penghuninya, hingga kadang tidak mengenal satu sama lainnya, hanya penghuni tertentu saja yang bisa diakrabi, salah satunya mas Lutfi Yulianto, Hai mas Iyan, salam kenal dari Bali. Terkadang cuitan kita dilewati saja, dan akhirnya tenggelam oleh cuitan-cuitan lain yang saling menyahuti, karena mereka sudah akrab dan saling berinteraksi lewat grup kali ya. Beberapa kali saya mencoba nimbrung obrolan mereka, tapi selalu lewat. Ini yang menjadikan saya malas, dan jadi penyimak yang setia saja.
Semoga kita semua bisa lulus bareng, dan tali silaturrahmi yang sudah terjalin apik dan erat, bisa membawa kita menjadi keluarga besar yang sesungguhnya. Saling menyapa di dunia nyata, itu juga bagian dari mimpi-mimpiku. Akhirnya ..... mohon maaf apabila selama hampir 60 hari ngODOP, ada salah kata yang tentunya tidak disengaja, tak ada gading yang tak retak, kita hanyalah manusia biasa, kesempurnaan mutlak milik Allah SWT.
#ODOPbatch7
#Kesan dan Pesan
Pernah di suatu seminar yang saya harus ada di ruangan itu, maka saya mencari tempat duduk yang menguntungkan buat saya, biar tidak dilihat peserta yang lain kebetulan saya salah satu diantara panitia penyelenggara, saya ambil tempat di sudut ruangan berdampingan dengan meja operator, leluasalah saya membuka laptop dan menulis. Yaa .... walau bisa dibilang ngos-ngosan, berlari-lari kecil hingga berlari dengan langkah cepat, demi ngodop 60 hari, saya harus lakukan. Dan saya sangat menikmatinya, betul-betul menikmati. Hari-hariku menjadi bergairah dan penuh semangat.
Hidup itu harus punya resolusi, harus ditarget, kita tidak bisa membiarkan dan mengikuti seperti filsafat air yang lazimnya selalu mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Dalam ilmu urip dan kepatuhan terhadap keyakinan, itu masuk dalam urutan terakhir ... pasrah dan itu baru dilakukan setelah memaksimalkan ikhtiar. Dengan target otomatis kita berusaha untuk memenuhinya dengan kemampuan yang kita miliki dan jika berhasil nilai kepuasannya juga berbeda lho, puas banget!
Ditambah dengan penghuni rumah ini, yang begitu saling menyayangi, saling memberi semangat, dan murah pelukan, kecuali penghuni yang paling ganteng, mas Syaif hehehe.. karena satu-satunya laki-laki di Konstantinopel. Semuanya tidak ada yang pelit dalam membagikan ilmunya. Saya yang awalnya sama sekali tidak mengenal dunia blog, berkat ngodop ini jadi merasakan dunia blogger. Biasanya berhubungan dengan laptop jika ada kesempatan harus menyampaikan materi, dan itupun di power point. Blog sama sekali awam buat saya. Tapi para Pije dan adek-adek di rumah ini semuanya saling berbagi, saling mengisi. Berasal dari berbagai macam daerah se Indonesia dan ada adek cantik yang lagi menjemput rejeki di negeri orang, namanya adek Riana yang super ramah. Penghuni rumah ini juga berangkat dari latar belakang pendidikan yang berbeda, membuat Konstantinopel menjadi begitu berwarna dan hidup.
Ada Dewi DeAn dari Tebing Tinggi, yang sudah menerbitkan berkardus-kardus buku, Fitriati Arina Manasikan, Jihan Mawaddah dari Malang dengan baby Jayko yang super montok dan lucu, ada bu guru Karis Rosida dan Retno Jumirah, mbak Lasmiati, mbak Prajna, mbak Priyani, nama kembarku mbak Lilis Odiah, ada mbak Sri Murni Rahayunisasi. Terima kasih atas kebersamaan yang singkat ini. Walau bukan di dunia maya, persaudaraan ini begitu berarti. Saling bercanda tanpa sekat ketersinggungan. Bebas ngakak jam berapapun, hanya ada di sini, di Konstantinopel. Juga para PiJe yang super duper ramah, membimbing dan mengarahkan, mbak Dian, mbak Nining, mbak Sakif, mbak Naila, siapalah aku, apalah kami tanpa kalian. Lope Lope.
Selain di rumah kecil ini, kita semua kadang dikumpulkan di rumah besar, sayangnya rumah besar ini terlalu penuh penghuninya, hingga kadang tidak mengenal satu sama lainnya, hanya penghuni tertentu saja yang bisa diakrabi, salah satunya mas Lutfi Yulianto, Hai mas Iyan, salam kenal dari Bali. Terkadang cuitan kita dilewati saja, dan akhirnya tenggelam oleh cuitan-cuitan lain yang saling menyahuti, karena mereka sudah akrab dan saling berinteraksi lewat grup kali ya. Beberapa kali saya mencoba nimbrung obrolan mereka, tapi selalu lewat. Ini yang menjadikan saya malas, dan jadi penyimak yang setia saja.
Semoga kita semua bisa lulus bareng, dan tali silaturrahmi yang sudah terjalin apik dan erat, bisa membawa kita menjadi keluarga besar yang sesungguhnya. Saling menyapa di dunia nyata, itu juga bagian dari mimpi-mimpiku. Akhirnya ..... mohon maaf apabila selama hampir 60 hari ngODOP, ada salah kata yang tentunya tidak disengaja, tak ada gading yang tak retak, kita hanyalah manusia biasa, kesempurnaan mutlak milik Allah SWT.
#ODOPbatch7
#Kesan dan Pesan
Terima kasih Bu Lilis. Terima kasih karena sudah menjadi bagian sejarah dari komunitas ODOP. Semoga berkenan untuk selalu menjadi bagian dari keluarga besar ODOP.
BalasHapusBunda lilis, Peluk jauh...
BalasHapusBuuuuuuu Terharuu.
BalasHapusPeluk jauh
gabole nangis, gabole nangis, gabole nangis
BalasHapusHoree... menunggu kelulusan. Akhirnya terlewati 60 hari ngodop. Tetap semangat, tetap menulis
BalasHapus