Senin, 07 Oktober 2019

Sakitnya Tuh Di sini

by: Lilis Indrawati



Sakitnya tidak bisa dituliskan dengan rangkaian kata-kata, setidaknya itu yang kurasakan. Hanya bisa dirasakan dalam gemuruh di dada ini. Rasa sakit ini melebihi apapun, kepahitan hidup gagal dalam asmara yang menyadarkanku tentang arti cinta yang sesungguhnya. Rasa cintanya yang dikalahkan oleh keinginan berbakti kepada orang tuanya. Benarkah? ataukah hanya sensasi dalam mencari alasan?

Jalinan asmaraku dengannya berjalan kurang lebih 6 bulan yang lalu. Dari perhatian, tatapan matanya, menunjukkan bahwa hanya ada aku di hatinya. Tak berbeda jauh dengan diriku, kuberikan hatiku juga untuk dirinya. Namun, mengapa tiba-tiba dia berubah pikiran secepat ini? Meninggalkan hatiku dengan luka yang entah sampai kapan bisa terobati.

"Maafkanlah aku, kita tidak bisa meneruskan hubungan ini, walau di hatiku sangat mencintaimu, dan hanya ada namamu yang ada disana, di dalam hatiku." Kau katakan itu sambil memegang jemariku.

Kurasakan dunia ini berputar, "Tapi kenapa?' hanya kata itu yang sanggup keluar di bibirku.

"Tidak ada alasan yang serius, jika kita memang berjodoh, suatu saat nanti kita pasti akan kembali bersama meneruskan jalinan yang saat ini terputus." Itu katamu.

Entah ..... kamu yang pinter bersandiwara kepadakau, ataukah memang itulah yang terjadi pada hatimu, hati yang mengabaikan perasaan lawan di depannya. Justru berbanding terbalik dengan diriku. Keputusan sepihak ini jelas-jelas merontokkan sendi-sendiku, membuat aku lemas tak berdaya. Dan belum sempat aku sadari, kamu sudah tidak ada di sampingku, meninggalkanku sendirian untuk menyembuhkan luka yang sudah kau sayatkan di hati ini.

Dan, hari ini ketika luka sayatan itu belum sembuh benar, kau berikan luka lagi yang lebih dalam di tempat yang sama. Hanya berselang 3 bulan dari hari kau memutuskan hubunganmu denganku. Begitu mudahnya kau berpindah ke lain hati, menambatkan cintamu pada pelabuhan yang lain. Kau anggap hatiku ini apa? Tidakkah kau membayangkan jika adikmu diperlakukan seperti kamu memperlakukan diriku?

Namun, aku tidak bisa menuntut lebih padamu atas perlakuan tidak adil ini. Sakit hati tetaplah menjadi sakit hati yang belum menemukan obatnya, dan membayangkan kamu duduk di pelaminan dengan gadis lain membuat hatiku bertambah sakit.  Dalam do'a aku memohon di berikan pengganti yang lebih baik dari dirimu.

Dan ..... aku lebih kaget lagi begitu membaca lebih lanjut undangan pernikahanmu. Nama yang tertulis di sana, selain namamu ada nama lain yang sangat aku kenal. Teman satu sekolah, satu kampung dan teman bermainku. Dia juga tahu bahwa kamu adalah lelaki yang selama 6 bulan mengisi hatiku. Menangisi kenyataan ini tidaklah menguntungkan buatku. Namun terus terang aku tidak kuat, saat ini aku tidak sanggup menahan kenyataan pahit ini.

Kau meninggalkanku untuk menikahi sahabatku sendiri. Luka hati yang belum kering, sekarang bertambah dalam lagi goresan lukanya. Entah dengan apa aku bisa mengembalikan hati yang terlanjur menganga karena sayatan perlakuanmu. Yang jelas aku butuh waktu dan butuh kepercayaan diri untuk bisa berdiri tegar seperti semula.





#ODOPbatch7
#Day29




7 komentar:

DILARANG MISKIN

Karya Masrur Makmur, M.Pd. I & Moeslih Rosyid, SH, MM Tebal Buku 230 halaman Miskin kok di larang? Sebagaimana sebuah produk, apa...