Duluuu sekali, ketika masih gadis, belum punya kekasih, pernah punya keinginan suatu saat jika sudah menikah, pingin hamil kembar. Seiring berjalannya waktu, keinginan itupun terpendam oleh realita yang silih berganti mengisi lembaran demi lembaran hidupku. Dan akupun sendiri lupa jika pernah punya keingina itu.
Saat menemukan lelaki pendamping hidupku, aku mengalami cobaan hidup yang sangat luar biasa. empat bulan setelah menikah, aku masuk Rumah Sakit, menjalani operasi besar hingga saluran telurku di angkat salah satunya. Analisa secara medis, perempuan normal itu memiliki dua saluran telur untuk bisa hamil. Aku hanya memiliki satu saja. Kenyataan ini membawaku pada keikhlasan dan kepasrahan. Doa selalu ada di setiap desahan nafas kami berdua, aku dan suamiku.
Hari berganti hari, bulanpun berganti bulan, tidak juga ada kabar gembira tentang hadirnya buah hati yang akan meramaikan hari-hari kami sebagai suami istri. Ikhtiar medis sudah kami lakukan, memohon pada Allah Yang Maha Memberi pun tidak pernah terlewatkan. Menunggu dan menunggu, rasanya ada yang kurang dalam kehidupan pernikahan ini.
Hingga test pack yang aku persiapkan setiap tanggal haidpun menunjukkan tanda dua garis merah. Puji syukur kepada Penguasa Kehidupan, akhirnya terkabullah penantian kami selama ini. Hari-hari kulalui dengan perasaan riang gembira, begitu juga suamiku. Sangat hati-hati kami menjaga kehamilan ini, sampai saat melahirkanpun tiba. Gadis cantik nan lucu hadir dalam kehidupan pernikahan kami.
Selang dua tahun, aku di beri kepercayaan untuk hamil kembali, dan lahirlah jagoan ganteng. Lengkap sudah, dikaruniai sepasang buat hati, laki-laki dan perempuan. Allah masih menambah kebahagiaan itu dengan kehamilan yang ketiga, empat tahun dari kehamilan pertama dan dua tahun dari kehamilan yang kedua lahir seorang putri lagi yang sangat imut. Kami tidak pernah berhenti bersyukur atas karunia ini. Dari semenjak menjalani operasi besar, kami memutuskan untuk tidak berKB, bentuk rasa syukur kami atas kehidupan yang diberikan Allah padaku.
Masih belum cukup Allah menambahkan kebahagiaan pada keluarga kecilku, selang empat tahun dari kehamilan ketiga, aku kembali hamil. Dan diluar dugaan, kali ini ada 2 kehidupan di rahimku. Bukan hanya aku dan suamiku yang sangat bergembira dengan kenyataan yang kami alami, mengingat liku-liku riwayat kesehatanku, ketiga anakku yang masih kecil-kecilpun sangat antusias setiap kami jadwal periksa rutin ke dokter kandungan.
Dari hasil USG, diketahui bahwa calon bayi kembarku berjenis kelamin perempuan, kondisi sehat. Jadwal rutin periksa yang tadinya sebulan sekali, mendekati tanggal perkiraan lahir, menjadi dua mingguan. Bayiku di perkirakan lahir 10 Januari. Saat-saat indah setiap kami membayangkan lahirnya si kembar, membuat kami berdebar-debar dengan perasaan bahagia.
27 Desember saatnya jadwal periksa. Agak lama dokter memeriksa kandunganku. Dag dig dug, agak curiga begitu dokter mengajak kami bicara dengan bahasa yang sangat halus, bahwa bayi kami detaknya hanya tinggal satu. Untuk menyelamatkn bayi yang masih berdetak, juga menyelamatkan ibunya harus segera di lakukan tindakan operasi. Sejenak kami terdiam, tidak kuasa menahan kabar ini. Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit, suamiku masih berharap ada mukjizat dari Allah.
Namun, manusia hanya bisa merencanakan, tetap Allah yang punya kuasa atas kehidupan ini, kami pasrah atas kehendakNya. Aku tetap bersyukur atas kejadian ini, Allah masih sangat sayang pada diriku, aku di kasih kesempatan untuk merasakan dan menikmati bagaimana rasanya hamil kembar, tapi tidak untuk mengasuh bayi kembar. Tidak semua perempuan bisa mengalami seperti apa yang aku alami. Harusnya aku bahagia, bayiku kembarku salah satunya langsung di asuh olehNya. Teringat ke masa dulu, saat maasih gadis punya keinginan ketika menikah bisa hamil kembar, dan itu Allah kabulkan.
Allah sebaik-baik perencana atas kehidupan hamba-hambanya. Termasuk kehidupanku. Fokusku sekarang adalah membesarkan dan mendidik mereka dengan sebaik mungkin. Semoga dilancarkan dalam proses ini. Aamiin
#ODOPbatch7
#Day26
#ODOPbatch7
#Day26
Mbaaak, kok sama. Aku dulu punya mimpi pengen dikaruniai anak kembar. Tapi di gen suami dan aku gak ada sejarah punya anak kembar, jadi gak terlalu berhay juga. Pasrah intinya ya mbak. Semua pasti yang terbaik dari Sang Maha Kuasa. Semangat.
BalasHapus