Senin, 30 September 2019

Semanngatku Terbakar di Konstantinopel

by: Lilis Indrawati




Awalnya lihat postingan teman di Facebook, yang hampir tiap hari muncul dengan tulisan yang beragam. Pingin juga ya mengisi status di FB dengan sesuatu yang positif dan bermanfaat, tanpa membuat orang yang membaca meradang maupun punya pikiran negatif. Ku cari informasi dari temanku, gayungpun bersambut, dan pas ada pendaftaran ODOPbatch7, wah ini kesempatan untuk menyalurkan hobi menulisku yang sempat macet hingga berkarat. Semangat, semangat. 

Dengan keyakinan yang sangat kurang, aku harus menulis minimal lima paragraf sebagai persyaratan untuk mendaftar. Namanya juga hobi lama yang tidak pernah diasah dan akhirnya macet sampai berkarat, waduh, susahnya minta ampun untuk merangkai kata menjadi kalimat dan yang menarik bagi pembacanya. Ku ulangi membaca berkali-kali, kok sepertinya kurang enak di baca olehku sendiri, apalagi  oleh orang lain yang membaca ya? Tidak menarik sama sekali.

Justru di saat-saat batas akhir pendaftaran, barulah tulisanku yang hanya lima paragraf itu, sedikit enak dibaca, dan kuputuskan untuk langsung publish, dengan membaca basmallah, ku sertakan Allah dalam pendaftaran ini, semua atas ijinNya. Dag dig dug menunggu pengumuman, dan alhamdulillah namaku ada dalam daftar peserta yang di terima. Iseng ku buka beberapa blog peserta yang di terima, ternyata tulisan mereka profesional banget, jadi mengkeret nih nyali, siapalah diriku, yang nulis lima paragraf saja harus menunggu mood yang easy come easy go. Lagi lagi .... semangat, semangat.

Ketika masih ada di grup besar, banyak pertanyaan yang di sampaikan oleh peserta yang intinya aku hanya bisa nyimak, entah aku paham apa tidak dengan apa yang di tanyakan, yang penting nyimak. Ternyata sudah banyak yang mempunyai pengalaman menulis di media dan wouw, ..... punya buku sendiri, dan tidak hanya satu buku tapi lebih. Itu adalah mimpiku, ya benar mimpiku, mimpi yang mengisi tidur-tidur malamku, pikiranku melayang "kapan ya aku bisa seperti mereka?" Mempunyai novel hasil karyaku, hasil tulisanku.........senyum-senyum sendiri nih sambil nulis dan berdo'a, Ya Allah kabulkanlah, buanglah rasa malasku, lancarkan tinta menulisku hingga tiba di suatu titik, mimpiku menjadi kenyataan.

Saatnya grup besar di bagi ke grup kecil, dan aku masuk ke rumah kecil Konstantinopel yang isinya hanya dua puluh tiga orang. Di rumah kecil nan mungil inilah kita semua serasa bersaudara, anggota yang sebelumnya sama sekali tidak aku kenal, akhirnya kenal nama. Dan sampai sekarangpun hanya ku kenal lewat dunia ini, tapi aku merasakan kedekatan yang luar biasa. Sungguh. Disinilah aku benar-benar ada di dunia yang aku butuhkan. Dunia yang lebih banyak menerima daripada memberi. Bagimana tidak? Tadinya kupikir, hanya di beri tantangan menulis selama enam puluh hari saja, ternyata tidak. Ada materi tentang dunia tulis menulis yang diberikan setiap dua hari, Pemateri dan PJ nya pada baik semua. Yang awalnya tidak mengerti tentang apa itu blog, akhirnya jadi sedikit paham. Baru aku tahu bahwa menulis itu ada aturannya, banyak malah, itu kalo ingin menjadi penulis yang profesional. Dan itu tujuanku, tujuan kita semua di Konstantinopel.

Saat ini, kita semua sudah melewati hari ke-22, sedikit lega karena sepertiga perjalanan sudah kita lalui bersama. Walaupun ngos-ngosan harus setor tulisan setiap hari, tapi sedikit-sedikit lemak malasku mulai mencair. Malas menulis yang selama ini bersarang di kepala dan hatiku, pelan tapi pasti  malas itu pergi meninggalkan daerah jajahannya. Bahkan aku yang tidak murni ibu rumah tangga, banyak yang harus di kerjakan ya, aku aktif di beberapa Organisasi Sosial dan Organisasi Kemasyarakatan, Ketua di kelompok kajian sepekan sekali, Koordinator Sie Pendidikan di sebuah yayasan, Ketua Majelis Kader Wilayah, ada yayasan KISANAK (Kita Sayang Anak) yang di kelola bersama suami dan cawe-cawe dalam biro perjalanan umroh, serta membantu pekerjaan suami yang seorang Konsultan Pajak mandiri. 

Jadi hari-hariku yang biasanya menomorduakan laptop, sekarang selalu ada kemanapun aku pergi. Bahkan keluar kotapun aku bawa laptop kesayanganku. Di sela-sela aktifitasku, kusempatkan untuk selalu menulis agar bisa setoran tiap hari, walau ya itu tadi, ngos-ngosan. Tapi tak apalah, aku sangat menikmatinya. Prosesnya benar-benar membuat hidupku berwarna.
Tapi sedihnya, tadinya kita berada di rumah ini dengan anggota keluarga 23 orang, saat ini menjadi 16 orang. Mereka mempunyai pilihan masing-masing, kita yang tersisa berusaha untuk tetap menjalin sillaturahmi dengan anggota kita yang di luar rumah Konstantinopel.

Semangat, semangat dan Tetap Semangat !!!




#ODOPbatch7
#Day22






15 komentar:

  1. Semangaaaat membakar lemak lemak malas. Hehehe

    BalasHapus
  2. Semangat mbak. Libas habis lemak-lemak bandel sampai akhir ya.

    BalasHapus
  3. Mba Lis, semangat mba. Semakin lama semakin keren nih. Kalau orang lain bisa pro, kenapa kita tidak ya, Mba? Makannya sama kan? Hehehehe

    BalasHapus
  4. Ternyata...mba lilis keren, kegiatannya seabreg tapi tetap semangat nulisnya...
    Ayo mba kita tetap berjuang πŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus
  5. Saling dorong saling bahu
    ringan sama di jinjing berat sama di pikul eh salah ga ya ehee

    BalasHapus
  6. Mbak LilisπŸ˜‰πŸ˜πŸ˜˜

    BalasHapus
  7. Semangat Ibu...
    Menebar manfaat melalui tulisan

    BalasHapus
  8. Semangaaattt istiqomah sampai akhir πŸ’ͺ semangat menginspirasi

    BalasHapus
  9. Hehehehe..bener mbak..ngos-ngosan berfaedah ya..semoga kita bisa lulus bareng mba..

    BalasHapus
  10. Tek kira hanya aku yang ngos ngos an yak..hihi...selalu sempatin nulis d antara kesibukan...sukses berjamaah ya mbak..

    BalasHapus
  11. Sampe dibela belain ngutang aku mb. Semangat

    BalasHapus
  12. Semangattt nulisnya,, semoga kita semua bisa istiqomah 😘😘

    BalasHapus
  13. Semangat mbak lilis.. lulus bareng ya mbak.. πŸ₯°πŸ₯°

    BalasHapus

DILARANG MISKIN

Karya Masrur Makmur, M.Pd. I & Moeslih Rosyid, SH, MM Tebal Buku 230 halaman Miskin kok di larang? Sebagaimana sebuah produk, apa...