Judul : Sebuah perjalanan (Wiwid Nurwidayati )
http://www.ngodop.com/art/42/Sebuah-Perjalanan
Unsur Intrinsik
Tema
Tema konflik dalam rumah tangga yang dialami sepasang suami istri, dalam perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga tidak semanis harapan dan janji seperti diawal pernikahan dulu. Keegoisan dan minimnya komunikasi membuat mereka saling menduakan dengan barang pengganti masing-masing. Merek terlena dengan kegemaran masing-masing hingga pernikahan yang terjalin selama 7 tahun jadi serasa hampa. Api cemburu karena merasa di nomor duakan dengan tablet kesayangan sang istri membawa tokoh suami pada kemarahan dan kemurkaan yang berujung pada perginya sang istri, meninggalkan rumah. Namun kejadian yang dialami tokoh istri di luar rumah teramat tragis, hingga tidak bisa lagi membawanya pulang untuk meminta maaf dan memperbaiki kesalahan yang sudah mereka buat sebelumnya, dan tidak ada lagi kesempatan merajut kembali bahtera rumah tangga. Hanya penyesalan yang bisa ia bawa pergi, karena beda dunia, beda alam tidak akan pernah bisa lagi menyatukan kebersamaan dan merajut mimpi-mimpi indah mereka.
Alur
Alur maju secara runut dari tahap awal, tahap tengah hingga tahap akhir, dengan flash back menarik membuat pembaca bisa menangkap dan memahami isi dari cerita ini.
Latar
Rumah bercat biru yang sudah ditempati selama 7 tahun dengan ruangan kamar berukuran 4x4 m, tempat mereka bertengkar sekaligus tempat terakhir bersama. Bus PO Toto yang membawa tokoh istri pada bus lain yang digambarkan berwarna merah dengan sorot dua lampu depan yang seolah berkedip kedip tanpa pengemudi, yang membawanya melihat, merasakan dan mengenang masa lalu, masa indah bersama suami di awal-awal pernikahan.
Tokoh dan Perwatakan
Hanya ada 2 tokoh dalam cerita ini, aku dan kamu.
Tokoh aku yaitu istri yang menceritakan tentang pribadi yang terbuai oleh dunianya bersama barang kesayangannya yaitu tablet pintar hingga ia mengesampingkan tokoh kamu yang tidak lain adalah suaminya sendiri.
Tokoh kamu adalah suami yang merasa diacuhkan oleh tokoh aku yaitu istrinya sendiri, hingga komunikasi diantara keduanya tidak berjalan dengan baik dan akhirnya timbul rasa cemburu pada benda yang namanya tablet pintar, hingga membawanya pada kemarahan yang memuncak
POV
Point Of Viewnya terletak pada penyesalan salah satu tokoh pada cerita di atas yaitu, setelah mengetahui bahwa tokoh suami sangat kehilangan atas menghilangnya dirinya. Tokoh istri ingin kembali, meminta maaf, memperbaiki dan akan memulai semua dari nol lagi sepertia awal-awal pernikahan. Namun waktu tidak bisa diputar mundur, sang istri sudah tidak bisa kembali lagi, karena dunia mereka sudah berbeda dan saya sebagai pembaca bisa merasakan betapa menyesalnya kedua tokoh tersebut, menyedihkan dan sangat di sayangkan.
EBI
Secara umum penulis sudah sangat memahami dengan menggunakan ejaan dengan sangat baik dan tepat, namun ada beberapa hal yang terlewatkan dan perlu perbaikan, seperti dalam kalimat:
Tangan saling menggamit seolah enggan dilepaskan. pasangan pengatin itu adalah aku dan kamu.
Penulisan kata pengatin yang seharusnya pengantin.
Tidak konsisten dengan awalan huruf besar dan huruf kecil. Di tengah kalimat kata bus ada yang menggunakan huruf besar dan ada yang menggunakan huruf kecil.
Penulisan dalam bahasa asing seperti remote control, harusnya menggunakan huruf miring yaitu remote control.
Unsur Ekstrinsik
Kesesuaian dengan Tema
Tema bebas. Secara keseluruhan saya menikmati cerita ini, walau harus berulang-ulang membaca, justru kenikmatannya terasa dari cerpen ini ketika membaca yang kedua dan seterusnya. Pembaca di buat fokus dan menerka-nerka yang pada ahirnya menyimpulkan sendiri kemana sang istri pergi dan peristiwa apa yang menyebabkan tokoh istri meninggalkan dunia.
#TugasPekan1
#kelasFiksi
#ODOPbatch7
Horeee...alhamdulillah, bun lilis sudah menaklukkan tugas pertama kelas fiksi, pasti bisa dilewati dengan lancar ya bun 🌹🌹
BalasHapusAlhamdulullah, walau bangun tengah malam, dinikmati sajalah
HapusSetelah membaca ulasan, mbak Lilis jadi bersemangat nulis. Sudah dorman lagi aku nulisnya ^^ eh, ceritanya ini agak tragis ya. Anyway, mbak Lilis kereen!
BalasHapusTerima kasih adek Yoharisna
HapusSelamat Bun, semoga hari ini saya bisa menyusul nulis review. Salam kenal saya Jose
BalasHapusSemangat ayah Jesi, salam kenal kembali
HapusKeren nih bund,, aku juga sama ambil cerpen sebiah perjalanan 😁
BalasHapus