Kurangnya kesadaran pengendara terhadap etika berkendara, sebenarnya bukan hanya berdampak buruk terhadap si pengendara itu sendiri, tapi dampak buruknya juga bisa dirasakan oleh pengendara yang lainnya. Dalam berkendara, jika kesadaran itu dimiliki oleh masing-masing pengguna jalan, InsyaAllah bisa meminimalisir kecelakaan yang terjadi di jalan yang dilalui.
Berikut ini hal-hal sederhana yang bisa di terapkan jika kita berkendara, namun akan menjadi luar biasa bila di taati, apa saja? Mari kita baca dan kita simak :
Gunakan Helm
Banyak pengendara yang menggunakan helm, tapi belum sesuai standart SNI, terkadang mengikuti lifestyle, yang penting keren dan modis, tanpa memperhatikan apakah helm itu sudah bisa melindungi kepala si pemakai dari cedera kepala ataukah tidak. Tapi memang penampakannya helm-helm model begini ini keren-keren. Pada umumnya pengendara menggunakan helm karena takut kena razia petugas atau takut kena tilang, jadinya helm yang dipakai juga hanya sekedarnya saja. Jadi tidak pada tujuan bahwa helm digunakan untuk melindungi si pengendara dari kecelakaan.
Jangan Merokok Ketika Mengendara
Jangan Merokok Ketika Mengendara
Saya sendiri sering kesal dengan yang namanya pengendara model begini. Walaupun di area terbuka, tapi menjengkelkan. Lha nikmatnya hisapan rokok dari bibirnya ia nikmati sendiri, tapi asapnya di bagi-bagikan ke pengendara motor di sampingnya. Ini tentunya jika kendaraan berhenti di trafficlight. Tapi jika kendaraan jalan, pengendara tetap dengan rokoknya yang mengepulkan asap kemana-mana, belum di tamba abunya yang terbang terarah mengikuti angin ke belakang, sudah pasti akan mengenai pengendara yang di belakangnya. Dan itu sangat menjengkelkan.
Jangan Menggunakan Ponsel
Banyak pengendara motor yang tidak memiliki kesadaran bahwa berkendara sambil menggunakan ponsel itu tidak keren sama sekali. Hal itu bisa berdampak buruk bukan saja pada dirinya tapi juga pada pengendara yang lainnya. Konsentrasinya akan terpecah, pengendara tidak fokus pada kondisi dan situasi di jalan yang dilaluinya. Lebih baik minggir dulu, dan silahkan gunakan ponsel secara bijak tanpa ada yang mersa terganggu dan was-was.
Ikuti Jalur Yang Sudah Disediakan
Jangan Menggunakan Ponsel
Banyak pengendara motor yang tidak memiliki kesadaran bahwa berkendara sambil menggunakan ponsel itu tidak keren sama sekali. Hal itu bisa berdampak buruk bukan saja pada dirinya tapi juga pada pengendara yang lainnya. Konsentrasinya akan terpecah, pengendara tidak fokus pada kondisi dan situasi di jalan yang dilaluinya. Lebih baik minggir dulu, dan silahkan gunakan ponsel secara bijak tanpa ada yang mersa terganggu dan was-was.
Ikuti Jalur Yang Sudah Disediakan
Yang harusnya terlihat adalah 1 jalur untuk kendaraan 1 arah, 2 jalur untuk kendaraan 2 arah. Yang tidak harusnya terjadi, terkadang 2 jalur menjadi 1 jalur. Dan ini menjadi pemandangan umum. Malah ada trotoar yang peruntukannya buat pejalan kaki, akhirnya digunakan juga buat pengendara motor yang pingin cepat-cepat sampai di tujuannya tanpa memperhatikan hak pejalan kaki.
Taati Rambu -rambu lalu lintas
Umumnya lampu berwarna merah, kendaraan berhenti, berwarna kuning berarti jalan pelan pelan dan berwarna hijau kendaraan boleh jalan. Kebanyakan berwarna kuning, pengendara pada ngebut. Hayo .... siapa yang pernah melakukan ini? Pengendara tipe begini ini sangat tidak disiplin. Taruhannya nyawa lho. Kalau hanya takut di tilang petugas, bisa di siapkan surat-suratnya dan bertanggung jawab karena merasa sudah melanggar. Tapi bagaimana dengan nyawa? Hanya Allah yang pegang kendali, bukan yang lain apalagi petugas. Makanya, sebaiknya jangan coba-coba ngebut pas lampu rambu-rambu berwarna kuning.
Beri Tanda Ketika Akan Berhenti dan Berbelok
Yang begini ini kebanyakan dilakukan oleh emak-emak. Memasang tanda lampu (di lingkungan saya lebih familier dengan menyebut reteng/return) ke kiri tapi beloknya ke kanan. Saya sering menjumpai hal seperti ini, mungkin tanpa di sadari, saya termasuk tipe ini juga. Kadang habis belok, lampu tanda belok lupa dikembalikan ke semula. Jadinya hal ini membuat bingung pengendara yang ada di belakangnya. Misal : wis siap-siap menyalip kiri, karena emak-emak ini pasang tanda lampu belok kanan, eh tiba-tiba belok kiri, bukannya kanan seperti tanda lampunya. Capek deh!
Semua hal sederhana diatas bisa kita awali dari diri sendiri. Ayo kita mulai, kalo tidak dari sekarang, kapan lagi??
#ODOPbatch7
#Day24
Yang begini ini kebanyakan dilakukan oleh emak-emak. Memasang tanda lampu (di lingkungan saya lebih familier dengan menyebut reteng/return) ke kiri tapi beloknya ke kanan. Saya sering menjumpai hal seperti ini, mungkin tanpa di sadari, saya termasuk tipe ini juga. Kadang habis belok, lampu tanda belok lupa dikembalikan ke semula. Jadinya hal ini membuat bingung pengendara yang ada di belakangnya. Misal : wis siap-siap menyalip kiri, karena emak-emak ini pasang tanda lampu belok kanan, eh tiba-tiba belok kiri, bukannya kanan seperti tanda lampunya. Capek deh!
Semua hal sederhana diatas bisa kita awali dari diri sendiri. Ayo kita mulai, kalo tidak dari sekarang, kapan lagi??
#ODOPbatch7
#Day24
Terima kasih informasinya. Lengkap dan mudah dipahami. Sayang aku gak bisa berkendara. 🙈
BalasHapus